Translate to : English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

“Sipapun bisa marah, Marah itu mudah. Tetapi, marah pada orang yang tepat, dengan kadar yang sesuai, pada waktu yang tepat, demi tujuan yang benar, dan cara yang baik, bukanlah hal mudah.”
~Aristoteles, The Nicomachean Ethics.

Mampu menguasai emosi, sering kali orang menganggap remeh pada masalah ini. Padahal, kecerdasan otak saja tidak cukup menghantarkan seseorang mencapai kesuksesan. Justru, pengendalian emosi yang baik menjadi factor penting penentu kesuksesan hidup seseorang.

Kecerdasan emosi adalah sebuah gambaran mental dari seseorang yang cerdas dalam menganalisa, merencanakan dan menyelesaikan masalah, mulai dari yang ringan hingga kompleks. Dengan kecerdasan ini, seseorang bias memahami, mengenal, dan memilih kualitas mereka sebagai insan manusia.

Orang yang memiliki kecerdasan emosi bias memahami orang lain dengan baik dan membuat keputusan dengan bijak. Lebih dari itu, kecerdasan ini terkait erat dengan bagaimana seseorang dapat mengaplikasikan apa yang ia pelajari tentang kebahagiaan, mencintai dan berinteraksi dengan sesamanya.

Ia pun tahu tujuan hidupnya dan akan bertanggung jawab dalam segala hal yang terjadi dalam hidupnya, sebagai bukti tingginya kecerdasan emosi yang dimilikinya.

Kecerdasan emosi lebih terfocus pada pencapaian kesuksesan hidup yang tidak tampak. Kesuksesan bias tercapai ketika seseorang bisa membuat kesepakatan dengan melibatkan emosi, perasan dan interaksi dengan sesamanya. Terbukti, pencapaian kesuksesan seperti materi tidak menjamin kepuasan hati seseorang.

Di tahun 1990, Kecerdasan Emosi (yang juga dikenal dengan sebutan “EQ”), dikenalkan secara global. Dinyatakan bahwa kemampuan seseorang untuk mengatasi dan menggunakan emosi secara tepat dalam setiap bentuk interaksi lebih dibutuhkan dari pada kecerdasan otak (IQ) seseorang.

Mari kita lihat bagaimana emosi bisa mengubah segala keterbatasan menjadi hal yang luar biasa…

Seorang miliuner terkaya di Amerika Serikat, Donald Trump, adalah contoh apik dalam hal ini. Di tahon 1980 hingga 1990, Trump dikenal sebagai pengusaha real estate yang cukup sukses, dengan kekayaan pribadi yang diperkirakan sebesar satu miliar US dollar.

Dua buku berhasil ditulis pada puncak karirnya, yaitu The Art of The Deal dan Surviving at the Top. Namun jalan yang dilalui Trump tidak selalu mulus…ingat depresi yang melanda dunia di akhir tahun 1990? Pada saat itu harga saham property pun ikut anjlok dengan drastis. Hingga dalam waktu semalam, kehidupan Trump menjadi sangat kebalikan. Apa yang terjadi berikutnya..[rlim]

Created by Rudy Lim
rudyhdlim@yahoo.com
Founder of Winner's Club


*Rudy Lim adalah seorang Inspirator Muda, pengusaha, dan penulis buku, saat ini Ia sedang mempersiapkan sebuah buku Inspirasi khusus buat anak muda, dan Ia juga seorang Motivator & Trainer, Founder & Owner YOUNGS Spirit -Seminar & Workshop Training. Rudy dapat dihubungi di nomor handphone: 0812-8500-686 atau websitenya: www.rudylim.com

0 komentar